1.
CERITA
RAKYAT “Asal Mula Terjadinya Burung Ruai”
2.
Unsur-unsur
intrinsik
a. Tokoh dan Perwatakan b. Latar Tempat
c. Latar Waktu d. Latar Suasana e. Tema f. Alur g. Sudut Pandang h. Amanat
Cuplikan Cerita
3.
“Asal
Mula Terjadinya Burung Ruai”
Konon, pada zaman dahulu terdapat
sebuah kerajaan yang kecil, letaknya tidak jauh dari Gunung Bawang yang
berdampingan dengan Gunung Ruai. Tidak jauh dari kedua gunung tersebut
terdapatlah sebuah gua yang bernama Gua Batu, di dalamnya terdapat banyak
aliran sungai kecil yang di dalamnya terdapat banyak ikan dan gua tersebut
dihuni oleh seorang kakek tua renta yang dikatakan sakti. Hiduplah seorang raja
yang memerintah sebuah kerajaan dengan tujuh orang putri. Di antara ketujuh
orang putri tersebut ada satu orang putri raja yang bungsu atau si bungsu. Si
bungsu mempunyai budi pekerti yang baik, rajin, suka menolong dan taat pada
orang tua. Lain halnya dengan keenam kakaknya yang mempunyai hati yang jahat,
dengki, suka membantah orang tua, dan malas bekerja.
Singkat cerita, sang ayah yang
menjadi pilih kasih terhadap putri-putsrinya, membuat keenam kakak si putri
bungsu iri hati, dendam, dan sering menyakiti si bungsu. Suatu hari si bungsu
diajak oleh keenam kakaknya untuk mencari ikan (menangguk) ke Gua Batu. Karena
sangat gembira, si bungsu menerima ajakan tersebut. Padahal dalam ajakan
tersebut terselip pembalasan dendam. Setelah sampai ke gua batu, si bungsu
disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, kemudian diikuti kakak- kakaknya.
Si bungsu sudah berada lebih jauh kedalam gua, namun keenam kakaknya masih
berada dimuka gua dan mendoakan supaya si bungsu tidak dapat menemukan jejak
untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak-bahak sebab si bungsu
benar-benar hilang dari pengelihatannya.
Tanpa terasa, tujuh hari tujuh malam
lamanya, si bungsu terjebak dalam gua. Tiba-tiba terjadilah peristiwa yang
sangat menakutkan di dalam Gua Batu itu. Suara gemuruh menggelegar seperti
ingin merobohkan Gua Batu tersebut. Si bungsu hanya bisa menangis dan menjerit
untuk menahan rasa ketakutannya dan munculah seorang kakek tua renta yang sakti
di hadapan si bungsu.
Sambil menangis Si bungsu menjawab
pertanyaan- pertanyaan si kakek. Tanpa diduga-duga, pada saat itu dengan
kesaktian kakek tersebut, air mata Si bungsa secara perlahan- lahan berubah
menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya. Si bungsu berubah
bentuknya menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. “Aku akan menolongmu
dari kesengsaraan tapi, dengan cara engkau mengubah bentukmu menjadi seekor
burung dengan nama Burung Ruai. Apabila aku telah hilang dari pandanganmu, eramlah
telur-telur itu supaya jadi burung-burung sebagai temanmu “. Bersamaan dengan
itu, kakek sakti menghilang bersama asap. Burung Ruai yang sangat banyak
jumlahnya ikut berlalu, kemudian hidup di pohon depan tempat tinggal si bungsu
dahulu. Mereka menyaksikan keenam kakak Si bungsu dihukum oleh ayah karena
telah membunuh Si bungsu.
A. Tokoh dan Perwatakan
1. Si Bungsu : Baik, rajin, suka menolong
dan taat pada orang tua.
2. Keenam Putri : Jahat, iri hati, suka
membantah orang tua, malas bekerja.
3. Raja : Bijaksana. 4. Kakek Tua :
Sakti, baik hati.
B. Latar Tempat
1. Gunung Bawang “ Gunung Bawang
yang berdampingan dengan Gunung Ruai”.
2. Gunung Ruai “ Gunung Bawang yang
berdampingan dengan Gunung Ruai”.
3. Gua Batu “ dan sampailah merekan
bertujuh ditempat yang akan mereka tuju (lokasi menangguk), yaitu Gua Batu”.
4. Kerajaan “ …oleh seluruh rakyat
kerajaan dan dilepas oleh ketujuh orang putrinya…”.
5. Istana “maka pada suatu hari
berkumpullah seluruh penghuni istana…”.
C. Latar Waktu
a. Pada zaman dahulu “ Konon, pada
zaman dahulu ….”. b. Setiap hari “ Setiap hari yang dikerjakannya hanya
bermain-main”. c. Sekali waktu “ Sekali waktu, pernah akibat perlakuan…..”. d.
Pada suatu hari “ maka pada suatu hari berkumpullah seluruh penghuni istana…”.
e. Satu bulan “ ….kekerabatan diantara mereka selama satu bulan”. f. Pada
keesokan harinya “ Pada keesokan harinya, berangkatlah pasukan…”. g. Satu
minggu “ …sudah berlangsung satu minggu yang lewat”. h. Sampai tibalah saatnya
“ Sampai tibalah saatnya, yaitu saat-saat yang…”. i. Malam hari “…oleh kakaknya
pada waktu tidur di malam hari”. j. Suatu siang “ …maka pada suatu siang keenam
kakak si bungsu…”. k. Tujuh hari tujuh malam “ …gua itu sudah tujuh hari tujuh
malam lamanya”. l. Hari ketujuh “ Pada hari ketujuh, si bungsu berada di
dalam…”. m. Pada saat itu “ Pada saat itu, dengan disertai bunyi yang
menggelegar, muncullah seorang kakek tua renta…”.
D. Latar Suasana
a. Gembira “ karena sangat gembira
kakaknya mau berteman lagi dengannya, si bungsu menerima ajakan tersebut.”
b. Gelap Gulita “ suasana gua yang
gelap gulita membuat si bungsu menjadi betul-betul kahabisan akal…..”.
c. Menangis / Sedih “ Si bungsu hanya
dapat menangis siang dan malam sebab….”.
d. Ketakutan “ Si bungsu pun menangis ketakutan
sehingga air matanya….”.
E. Tema
Ketegaran hati si putri bungsu
F. Alur
G. Alur Mundur karena terjadi di masa
lalu. “konon, pada zaman dahulu, di daerah kabupaten …”.
H.
Sudut
Pandang
Bukti orang ketiga serba tahu? 2. Sifat bijaksana kenapa? 3.
Mengapa alur mundur?
I.
Amanat
Jadilah orang yang selalu berbuat baik(berhati tegar)
,karena kebaikan pasti akan menang.
CONTOH SOAL
Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya,
"Apa Ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana
itu?" Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya Eric,
sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (1) "Tolong
katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan
meninggalkannya lagi!” (2) Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah
meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan
suara terbata-bata. (3)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (4)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (4)
1.
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut
ditandai nomor ...
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Latar merupakan tempat, waktu, dan atau suasana peristiwa cerita terjadi. Untuk menemukan latar perlu mencermati kata yang meujuknya.
Kata kunci (yang dirujuk): … membuka pintu …(latar tempat)
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Latar merupakan tempat, waktu, dan atau suasana peristiwa cerita terjadi. Untuk menemukan latar perlu mencermati kata yang meujuknya.
Kata kunci (yang dirujuk): … membuka pintu …(latar tempat)
2.
Konflik yang terdapat pada kutipan cerpen
tersebut adalah ...
A. Seorang ibu yang berjanji tidak akan meninggalkan anaknya lagi.
B. Penyesalan seorang ibu yang telah meninggalkan anaknya.
C. Seseorang yang tak tega melihat anak terlantar.
D. Gelandangan yang ditemukan tewas di kolong jembatan.
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Konflik pada diri seorang ibu yang berkeinginan merawat kembali anak yang telah ditelantarkan. Konflik dalam cerita tersebut terjadi pada tokoh ibu dan dirinya tentang keinginannya yang belum tercapai.
A. Seorang ibu yang berjanji tidak akan meninggalkan anaknya lagi.
B. Penyesalan seorang ibu yang telah meninggalkan anaknya.
C. Seseorang yang tak tega melihat anak terlantar.
D. Gelandangan yang ditemukan tewas di kolong jembatan.
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Konflik pada diri seorang ibu yang berkeinginan merawat kembali anak yang telah ditelantarkan. Konflik dalam cerita tersebut terjadi pada tokoh ibu dan dirinya tentang keinginannya yang belum tercapai.
3.
Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen
tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
KUNCI JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
Kalimat yang dirujuk menggambarkan Seorang ibu menyesal telah menelantarkan anaknya, tetapi yang telah terjadi, tak dapat terulang kembali.
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
KUNCI JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
Kalimat yang dirujuk menggambarkan Seorang ibu menyesal telah menelantarkan anaknya, tetapi yang telah terjadi, tak dapat terulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar